Melajulah Perahu Kertasku
Oleh
Alit Wahyuningsih (04) IXA
SMP N 1 Bangli
Tahun ajaran 2012/2013
KATA
PENGANTAR
Dengan
mengucap puja dan puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan berkah dan karunia-Nya kepada saya sehingga saya
dapat menyelesaikan resensi buku yang berjudul “Melajulah Perahu Kertasku” ini tepat pada waktunya.
Adapun penulisan ini untuk meresensi novel “Perahu Kertas” karya Dewi Lestari.
Perahu Kertas merupakan novel ke-6 dari Dewi Lestari. Penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang banyak membantu dalam penyelesaian tugas
resensi ini.
Saya
menyadari sepenuhnya bahwa resensi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, dengan kerendahan hati saya mohon perkenaan para pembaca untuk memberikan
saran dan kritik. Harapan penulis resensi ini bermanfaat bagi pembaca khususnya
keluarga besar SMP N 1 Bangli dan memudahkan pembaca untuk lebih memahami isi
buku, tanpa memerlukan banyak waktu untuk membacanya.
Bangli, 11 November 2012
Alit Wahyuningsih
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Membaca adalah kegiatan yang mendatangkan banyak manfaat untuk orang
yang gemar membaca, diantaranya membaca buku. Mereka yang suka membaca buku
akan memperoleh banyak informasi sehingga akan menambah pengetahuan dan wawasan
yang luas. Informasi tentang buku baru yang sering dimuat di surat kabar atau
majalah yang berupa artikel resensi.
Orang yang menyukai aktivitas membaca,
hasilnya, mereka tidak akan berpikir sempit ketika menghadapi masalah-masalah
yang sedang dialaminya. Serta mempunya potensi dan kecenderungan yang bijak
dalam menyikapi kejadian-kejadian sehari-hari disekitarnya. Tapi, bagi orang
yang ingin berbuat lebih dan mau berbagi ilmu kepada orang lain, membaca saja
tidak cukup. Mereka perlu memiliki keterampilan lagi yaitu keterampilan
meresensi buku. Resensi buku merupakan salah satu bentuk penyeleksian sebuah
buku, karena dengan meresensi sebuah tulisan kita dapat menguji buku tersebut
layak untuk dibaca atau tidak bahkan lebih lanjut dengan meresensi
sebuah buku kita dapat mengetahui sasaran buku tersebut diperuntukkan untuk
siapa. Oleh karena itu penulis menyusun makalan ini untuk mengetahui bagaimana
meresensi buku dan apa tujuan serta manfaat resensi buku.
B.
TUJUAN
Kata
resensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pertimbangan atau
pembicaraan tentang buku, ulasan buku, dan buku – buku yang telah diterbitkan.
Ada tiga manfaat resensi berdasarkan dari subyek penggunanya yaitu ;
1.
Manfaaat resensi bagi penulis
buku.
2.
Manfaat resensi bagi penerbit
3.
Manfaat resensi bagi pembaca
khusus dan umum.
Resensi bagi penulis buku dapat memberikan evaluasi yang dipaparkan
secara kritis analisis dari peresensi. Hal ini diharapkan penulis dapat
memperbaiki untuk edisi yang akan diterbitkan selanjutnya.
Bagi penerbit manfaat resensi jelas merupakan sarana untuk mengenalkan
buku – buku yang diterbitkan kepada calon pembeli. Hal ini dimaksudkan agar
pembeli tidak salah memilih buku yang rata – rata dibeli segel atau smpul yang
tidak boleh dibuka oleh toko.
Resensi bagi pembaca jelas dapat menambah pengetahuan intisari dari
buku yang diresensi. Pembaca yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang
keseluruhan isi buku tersebut selanjutnya akan mencari di toko – toko atau
situs yang menjual buku – buku itu.
Adapun tujuan penyusunan resensi novel bagi penulis kali ini adalah :
·
Untuk memenuhi tugas Bahasa
Indonesia.
·
Untuk menambah wawasan dan
mengasah kemampuan untuk membuat resensi.
·
Untuk melatih diri dalam bekerja
dan penulis ingin memberitahukan kepada seluruh masyarakat tentang isi novel
ini layak atau tidak untuk dibaca.
C.
SASARAN
Novel
ini ditujukan untuk masyarakat luas dari bawah, menengah, dan atas. Khususnya
para remaja, para siswa SMA, dan mahasiswa dikarenakan novel Perahu Kertas ini
bertemakan tentang kisah cinta dan pasang surut hubungan persahabatan yang
kental dengan kehidupan anak muda yang baru beranjak dewasa. Diharapkan setelah
membaca novel ini, para pembaca dapat memahami makna yang tersirat dalam novel
ini.
BAB II
A. IDENTITAS BUKU
|
B. SINOPSIS BUKU
Cerita
yang terdapat pada novel Perahu Kertas dimulai dari kisah seorang Keenan,
remaja yang baru saja lulus SMA, yang selama enam tahun tinggal bersama
neneknya di Amsterdam. Namun karena perjanjian dengan ayahnya, Keenan terpaksa
pulang ke Indonesia dan berkuliah di Bandung, di Fakultas Ekonomi. Sementara
Keenan sendiri sangat tidak menginginkannya dan lebih memilih untuk menjadi
seorang pelukis dibandingkan seorang businessman. Keenan memiliki
bakat melukis yang kuat dari ibunya dan dia tidak mempunyai cita-cita lain
selain menjadi pelukis.
Sementara,
di sisi lain, ada Kugy, seorang cewek unik yang cenderung banyak kejutan di
dalam kehidupannya. Kugy juga akan berkuliah di universitas yang sama dengan
Keenan. Tak beda dengan Keenan, Kugy pun mempunyai cita-citanya sendiri, yaitu
menjadi juru dongeng. Kugy sangat menggilai dongeng. Tak hanya mengkoleksi
buku-buku dongeng dan punya taman bacaan, Kugy juga sangat senang menulis
dongeng. Walaupun Kugy yakin menjadi seorang juru dongeng bukanlah profesi yang
meyakinkan yang akan diterima dengan mudah oleh khalayak umum. Akan tetapi,
Kugy tak ingin lepas begitu saja dari dunia tulis menulis, Kugy lantas
meneruskan pendidikannya di Fakultas Sastra.
Kugy
dan Keenan dipertemukan lewat pasangan Eko dan Noni. Eko merupakan sepupu
Keenan. Sementara Noni merupakan teman Kugy sejak mereka berdua masih kecil.
Mereka berempat akhirnya bersahabat karib.
Lambat
laun, Kugy dan Keenan saling mengagumi dan tanpa mereka sadari mereka saling
jatuh cinta, tanpa pernah ada kesempatan untuk saling mengungkapkan,
dikarenakan situasi yang tidak memungkinkan. Kugy sudah mempunyai pacar
bernama Ojos (panggilan yang semena-mena diciptakan oleh Kugy). Sementara
Keenan saat itu sedang dicomblangkan oleh Wanda, seorang kurator muda, yang
merupakan sepupu Noni.
Persahabatan
empat sekawan itu mulai merenggang sejak adanya Wanda. Kugy lantas menjalani
kegiatannya yang baru dan sibuk dengan kegiatan itu, yakni menjadi guru relawan
di sekolah darurat bernama Sakola Alit. Di sanalah Kugy bertemu dengan Pilik,
muridnya yang nakal namun kelihatan cerdas. Pilik dan kawan-kawannya berhasil
ditaklukan oleh Kugy dengan cara, ia membuatkan mereka kisah petualangan dengan
mereka sebagai tokohnya, yang diberi judul: Jendral Pilik dan Pasukan
Alit. Kugy menuliskan kisah petualangan murid-muridnya itu di sebuah buku
tulis, yang kelak diberikan kepada Keenan.
Hubungan
Keenan dan Wanda yang semula mulus, akhirnya hancur dalam semalam. Begitu juga
dengan impian Keenan yang selama ini ia bangun dan perjuangkan, kandas dengan
cara yang mengejutkan bersamaan dengan hancurnya hubungan ia dengan Wanda.
Dengan hati hancur, Keenan meninggalkan kehidupannya di Bandung dan keluarganya
di Jakarta, lalu pergi ke Ubud dan tinggal bersama Pak Wayan yang merupakan
sahabat ibunya.
Hari-hari
bersama keluarga Pak Wayan, yang semuanya merupakan seniman-seniman yang cukup
disegani di Bali, sedikit demi sedikit mulai mengobati hati Keenan. Sosok yang
sangat berpengaruh dalam penyembuhannya yaitu Luhde Laksmi, keponakan Pak
Wayan. Keenan pun akhirnya mulai bisa melukis lagi. Berbekal kisah petualangan
Jendral Pilik dan Pasukan Alit yang diberikan oleh Kugy, Keenan membuat
lukisan-lukisan serial yang menjadi terkenal dan diburu para kolektor.
Kugy,
yang kesepian dan kehilangan sahabat-sahabatnya di Bandung, menata ulang
hidupnya. Ia cepat-cepat lulus kuliah dan langsung bekerja di sebuah biro iklan
di Jakarta sebagai copywriter. Di
sana, ia bertemu dengan Remigius Aditya, atasan yang sekaligus sahabat
abangnya, Karel. Dengan cara yang tak terduga karier Kugy naik daun dan menjadi
orang yang diperhitungkan di kantor itu karena pemikirannya yang ajaib dan
serba spontan.
Namun
sosok Remigius tidak melihat Kugy dari sisi itu. Remi menyukai Kugy tidak hanya
dari ide-idenya, tapi juga semangat dan sisi keunikan Kugy. Dan akhirnya Remi
pun harus mengakui bahwa ia jatuh hati kepada Kugy. Sebaliknya, ketulusan Remi
meluluhkan hati Kugy dan membuatnya memilih Remi.
Keenan
tidak bisa selamanya tinggal di Bali. Kondisi kesehatan ayahnya yang memburuk,
memaksanya untuk pulang ke Jakarta dan harus menjalankan perusahaan ayahnya
karena tidak mempunyai pilihan lain.
Pertemuan
antara Keenan dan Kugy tidak bisa terelakkan. Bahkan empat sekawan ini bertemu
lagi dan bercanda seperti masa-masa jayanya dulu. Semuanya dengan kondisi yang
berbeda. Dan kembali hati mereka diuji. Kisah cinta dan persahabatan selama
lima tahun ini pun berakhir dengan kejutan bagi semuanya. Akhirnya setiap hati
hanya bisa memasrahkan dirinya kemana aliran cinta membawanya.
Dari
sinopsis di atas, kita bisa menghetahui, bahwa sesungguhnya, kemanapun cinta
kita dilabuhkan di suatu tempat yang kita mau, tetapi sejujurnya, hati selalu
tahu dimana sepantasnya ia dimuarakan. Hati tidak perlu memilih siapa
yang akan dicintainya, tetapi sebaliknya, hati dipilih oleh cinta itu sendiri.
Novel ini diwarnai oleh pergelutan idealisme, tawa, tangis, dan cinta. Semua
dikemas rapi oleh Dee sehingga meninggalkan bekas yang mendalam setelah membaca
novel ini.
Walaupun
banyak latar yang dipakai oleh novel ini, yaitu Belanda, Jakarta, Pantai Ranca
Buaya, dan Ubud, tidak sama sekali membuat para pembaca kebingungan saat
membacanya dan menjadikan novel ini banyak detail-detail penjelasan latar yang
tidak diperlukan. Tetapi sebaliknya, cerita ini mengalir begitu saja bagai
perahu kertas yang berlayar tanpa halangan. Meskipun pada bagian bahasa Balinya
menggunakan bahasa yang termasuk kasar karena ejekkan tetapi tidak mengurangkan
nilai novel Perahu Kertas di hati para pembaca.
C.
UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK
a.)
Unsur Intrinsik
1)
Tema : Percintaan
2)
Alur : Maju. Novel Perahu Kertas memiliki alur maju sebab bagian awal
novel sampai akhir menceritakan kejadian yang terjadi dari waktu ke waktu,
tidak berbalik ke masa lalu.
3)
Bahasa : Bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Jerman, bahasa Sunda dan
Bahasa Bali.
4)
Penokohan :
·
Kugy : Seorang gadis periang dan
unik, hal itu dapat dilihat di halaman 265 ;
“Iya. Itu
unik,” Remi pun manggut-manggut setuju, “tapi saya nggak terlalu kaget. Karel
sudah bilang kalau kamu memang unik.” “Dalam kasus saya, kata ‘unik’ itu
seringnya merupakan ungkapan halus dari kata ‘aneh’.” Ungakap Kugy tersipu
malu.
·
Keenan : Sosok pemuda yang tabah
dalam menjalani takdir hidupnya. Dia mempunyai prinsip bahwa mungkin kita harus menjadi sesuatu
yang bukan diri kita, untuk akhirnya menjadi sesuatu yang merupakan diri kita
sendiri. Hal itu tersirat di halaman 2 saat dirinya harus pulang ke Bandung
dari Amsterdam ;
“Keenan
tersenyum tipis, urung membereskan buku-buku tadi. Hatinya terusik. Oma
mengatakan itu seolah-olah ia tak akan pernah kembali ke rumah ini. Keenan tahu
saat ini akan hadir tak terelakkan. Hanya keajaiban yang bisa membatalkannya
kembali ke Indonesia. Bertahun-tahun, Keenan berharap dan berdoa keajaiban itu
akan datang. Keajaiban tak datang-datang..”
·
Remi
: Dalam novel ini, Remi digambarkan sebagai sosok the most wanted eligible
bachelor, namun dari sekian wanita
yang menginginkannya Remi memilih Kugy dengan tulus untuk menjadi pacarnya.
Dapat disimpulkan dalam bacaan di halaman 308 ;
“Kamu ...,” suara itu
bergetar, “… kamu adalah alasan baru saya ke kantor setiap hari. Kamu bikin
saya semangat ... bikin saya ketawa ... bikin saya kepingin melakukan banyak
hal ... bikin saya nyaman ...,” Remi berhenti sejenak, menenangkan jantungnya
yang juga berdebar tak keruan, “kamu ... bukan cuma bikin saya kagum, tapi juga
jatuh cinta.” (ungkapan Remi kepada Kugy)
·
Luh
De : Luh De adalah keponakan dari Pak Wayang yang diceritakan sebagai seorang
gadis yang pemalu dan cenderung pendiam tetapi dewasa. Hal ini tergambarkan di
halaman 430 ;
“Saya belajar dari kisah
hidup seseorang. Hati tidak pernah memilih. Hati dipilih. Jadi, kalau Keenan
bilang, Keenan telah memilih saya, selamanya Keenan tidak akan pernah tulus
mencintai saya. Karena hati tidak perlu memilih. Ia selalu tahu ke mana harus
berlabuh,” Luhde menggenggam tangan Keenan sejenak, “yang Keenan cari bukan di
sini.”
5)
Susunan Penyajian
Novel
Dee kali ini, Perahu Kertas, berbeda dari novel-novel Dee yang lain. Novel
Perahu Kertas lebih mudah dibaca dikarenakan kata-katanya yang ringan dan tidak
terlalu berat. Tidak seperti novel Dee yang lain, yaitu Supernova, yang
mempunyai kata-kata yang berat dan banyak terdapat istilah-istilah sains di
dalamnya. Tetapi, Perahu Kertas juga merupakan novel yang berat jika
dibandingkan dengan novel chicklit atau teenlit dikarenakan
panjangnya cerita.
6)
Gaya Bahasa
Dee
tidak banyak menggunakan bahasa yang asing bagi para pembaca awam pun tidak
akan kesulitan mencerna arti dari kata – kata yang dipakai dalam penulisan
novel. Terdapat bahasa asing dalam novel antara lain, bahasa Belanda dan bahasa
Inggris, selain itu juga terdapat beberapa kalimat yang menggunakan bahasa
daerah yaitu bahasa Bali dan bahasa Sunda.
b.) Unsur
Ekstrinsik
Biografi Pengarang
Nama asli : Dewi
Lestari Simangunsong
Tanggal lahir : 20 Januari 1976
Lahir di : Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Zodiac : Capricorn
Terkenal sejak menjadi anggota trio vokal "Rida Sita Dewi" (1994)
Tanggal lahir : 20 Januari 1976
Lahir di : Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Zodiac : Capricorn
Terkenal sejak menjadi anggota trio vokal "Rida Sita Dewi" (1994)
Kewarganegaraan
:
Indonesia
Suami :
Marcell Siahaan (12-Sep-2003 - 2008), Reza Gunawan (sejak 11-Nop-2008)
Indonesia
Suami :
Marcell Siahaan (12-Sep-2003 - 2008), Reza Gunawan (sejak 11-Nop-2008)
Anak-anak : Keenan Avalokita Kirana (5-Agt-2004), Atisha Prajna Tiara (23-Oktober-2009)
Bukan hanya terkenal sebagai
penulis, Dewi Lestari juga terkenal dalam bidang menyanyi. Walau kini Dewi
Lestari lebih memfokuskan diri sebagai penulis. Eksistensinya dalam menulis
tidak perlu diragukan lagi. Terbukti pada Juli 2011 lalu, penulis yang terkenal
dengan lagunya “Malaikat Juga Tahu” kembali meluncurkan karyanya yaitu kumpulan
cerita “Madre” yang terdiri atas 13 cerita karya fiksi.
Hal
yang patut kita teladani dari Dewi Lestari adalah kita dapat menggapai dua
mimpi bahkan lebih, asalkan kita bersungguh – sungguh dalam mewujudkan mimpi
tersebut. Seperti Dewi Lestari yang tidak hanya berprofesi sebagai penulis
namun juga mampu berkiprah sebagai penyanyi. Menjalani hidup jangan cuma
menggapai satu mimpi saja. Selagi bisa, tidak ada salahnya untuk mencoba mewujudkan
mimpi – mimpi yang lain.
D. RESENSI BUKU
7)
Hal – hal yang menarik dari novel
·
Novel ini dikemas dalam sebuah
cerita yang sangat menarik bagi pembaca terutama para remaja, karena
menggunakan bahasa pergaulan sehari-hari juga bercerita tentang cinta dan
persahabatan serta cita-cita.
·
Memuat berbagai pengalaman dan
motivasi hidup tentang perjuangan, semangat menggapai cita-cita dan kesetia kawanan.
·
Novel ini diwarnai oleh pergelutan
idealisme, tawa, tangis, dan cinta. Semua dikemas rapi oleh Dee sehingga
meninggalkan bekas yang mendalam setelah membaca novel ini.
·
Novel ini membuat pembacanya
terbangkitkan semangatnya dalam menjalani hidup dan meraih cita-citanya.
8)
Kelemahan Novel
Novel ini sangat mengesankan dan menarik menurut penulis sehingga sulit
mencari kelemahannya.
·
Ceritanya terlalu banyak setting
tempatnya (Belanda, Jakarta, Bandung, Kuta, Ubud) sehingga pembaca menjadi
bingung dalam memahami.
·
Pada bagian bahasa Balinya
menggunakan bahasa yang termasuk kasar karena ejekkan.
·
Dibeberapa cerita kurang menarik
sehingga timbul kebosanan pembaca dalam mendalami novel.
·
Kurang menantang dalam hal
percintaannya.
Selebihnya novel ini sangat menarik.
Di tengah melimpahnya genre novel-novel populer remaja bertema cinta di
pasar perbukuan, novel ini dapat dikatakan sebagai sebuah terobosan baru untuk
berbagi kisah yang memikat dan inspiratif yang sarat nilai-nilai renungan
mendalam, jauh dari dangkal. Tak hanya soal cinta, tapi juga renungan soal
relasi etis antarmanusia.
Sekilas novel Perahu Kertas tampak standar dan biasa-biasa saja karena
bertemakan tentang cinta. Tetapi seolah-olah novel Perahu Kertas membuka
sebuah cakrawala baru. Cerita tentang cinta namun banyak unsur lain yang
mendukung dan kuat dalam novel ini yang membuat novel ini begitu inspiratif dan
edukatif, seperti tentang mimpi, persahabatan, dan kekeluargaan. Penggambaran
tokoh, latar, dan alur yang begitu kreatif dan jelas membuat para pembaca novel
Perahu Kertas tidak segan-segan untuk bermain dengan dunia imajinasinya dan
membayangkan secara nyata apa yang terjadi dalam ceritanya.
Salah satu kelebihan novel ini adalah efek adiktif yang dimilikinya.
Dee sendiri menjelaskan bahwa novel ini memang mencoba mengambil semangat komik
dan cerita bersambung, yang pada dasarnya berupaya menjaga rasa penasaran
pembaca. Membaca Perahu Kertas, pembaca seperti akan dilayarkan ke suatu kisah
yang cukup menguras emosi dan cukup bernuansa eksistensial.
Cerita dari perahu kertas ini mampu membuat pembaca tersenyum,
menangis, kesal dengan semua konflik yang terjadi didalamnya. Cerita didalamnya
merasa demikian mengalir. Buat yang hoby baca novel romantis, buku ini harus
dibaca. Cinta yang sangat rumit dan detil buat kita terhanyut dan layaknya rasakan
bagaimana perasaan pada Kugy dan Keenan. Tak hanya itu endingnya cukup buat
kita tersenyum.
BAB III
Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa didapatkan oleh para pembaca novel Perahu Kertas
sendiri tak lebih dan tak bukan adalah pujian-pujian yang mampu membangkitkan
semangat untuk membaca novel ini sendiri. Novel ini begitu edukatif dikarenakan
kita bisa banyak belajar dari novel ini. Mulai dari bagaimana kita harus tetap
semangat dalam meraih mimpi-mimpi kita. Dan ada satu kutipan kata yang
begitu mengena dalam novel ini, “Kita harus menjadi sesuatu yang bukan diri
kita, untuk akhirnya menjadi sesuatu yang merupakan diri kita sendiri”.Terkadang
tidak semua mimpi kita bisa kita raih begitu saja. Banyak pengorbanan yang
harus dilakukan dan salah satunya adalah menjadi apa yang bukan diri kita
inginkan, seperti halnya Kugy. Untuk menjadi seorang juru dongeng tidak semudah
membalikan telapak tangan. Kugy berpikir, dia harus mempunyai profesi yang
layak dan menghasilkan gaji yang cukup untuk memenuhi kehidupannya. Baru
setelah itu, dia mempunyai profesi sampingan berupa juru dongeng.
Dari novel ini kita juga belajar arti dari sebuah perjuangan dalam
meraih cita-cita dan impian yang kita damba-dambakan. Jadi, untuk seseorang
yang sedang putus asa dan kehilangan semangatnya, novel ini layak dikonsumsi
untuk membangkitkan semangat dan menambah inspirasi. Dibumbui kisah cinta yang
begitu membuat emosi melonjak-lonjak, novel Perahu Kertas sangat membantu kita
untuk belajar lebih lanjut apa arti dari cinta itu sendiri. Seperti perahu
kertas yang dihanyutkan di parit, di empang, di kali, di sungai, tapi
selalu bermuara di tempat yang sama. Meski pahit, sakit, dan meragu, tapi hati
sesungguhnya selalu tahu.
Pesan dan Saran
Setelah penulis meresensi novel “Perahu Kertas”, penulis berharap karya
tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam meningkatkan kegemaran
membaca. Penulis berpesan seharusnya kita dapat menumbuhkan kegemaran membaca
sejak dini, bukan hanya buku pelajaran saja yang dapat dipelajari, namun novel
pun dapat kita pelajari karena terdapat banyak amanat dan pesan moral yang
dapat kita lihat dalam kehidupan sehari – hari
Tentang Penulis
Alit Wahyuningsih, putri dari pasangan bapak Pande Ketut Ginastha dan
ibu Ni Nyoman Manik Rominta. Ia lahir di Ende pada tanggal 27 November 1997.
Dia merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Dikalangan teman – temannya ia
dikenal sebagai pribadi yang murah senyum dan pandai bergaul.
Wahyu, sapaan akrabnya, telah menamatkan pendidikan di SD N 2 Kawan.
Disaat menempuh pendidikan di sekolah dasar, ia sempat memperoleh Juara 1 Lomba
Siswa Teladan tingkat Kecamatan Bangli dan sekarang ia duduk di bangku kelas
sembilan SMP N 1 Bangli. Kini ia sedang mempersiapkan diri untuk berjuang di
Ujian Nasional 2013.
Remaja yang mengidolakan John Lukas Vasely dan Mario Teguh ini memiliki
hobi mendengarkan lagu dan “berselancar”
di dunia maya. Wahyu bercita – cita ingin menjadi duta besar Indonesia suatu
hari nanti. Berpegang teguh dengan prinsipnya, “Biarlah dunia menganggap
IMPIAN-ku merupakan suatu hal yang kecil. Tapi akan aku buktikan bahwa dunia
akan lebih kecil dari KEBERHASILAN-ku” yakin bahwa ia bisa menggapai cita –
citanya kelak.
0 komentar:
Posting Komentar