RSS

Tugasku: Resensi Buku "PERAHU KERTAS"


Melajulah Perahu Kertasku

 









Oleh

Alit Wahyuningsih (04) IXA
SMP N 1 Bangli

Tahun ajaran 2012/2013





KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puja dan puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah dan karunia-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan resensi buku yang berjudul “Melajulah Perahu Kertasku” ini tepat pada waktunya.
 Adapun penulisan ini untuk meresensi novel “Perahu Kertas” karya Dewi Lestari. Perahu Kertas merupakan novel ke-6 dari Dewi Lestari. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang banyak membantu dalam penyelesaian tugas resensi ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa resensi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati saya mohon perkenaan para pembaca untuk memberikan saran dan kritik. Harapan penulis resensi ini bermanfaat bagi pembaca khususnya keluarga besar SMP N 1 Bangli dan memudahkan pembaca untuk lebih memahami isi buku, tanpa memerlukan banyak waktu untuk membacanya.
Bangli, 11 November 2012

Alit Wahyuningsih







BAB I
A.    LATAR BELAKANG
Membaca adalah kegiatan yang mendatangkan banyak manfaat untuk orang yang gemar membaca, diantaranya membaca buku. Mereka yang suka membaca buku akan memperoleh banyak informasi sehingga akan menambah pengetahuan dan wawasan yang luas. Informasi tentang buku baru yang sering dimuat di surat kabar atau majalah yang berupa artikel resensi.
Orang yang menyukai aktivitas membaca, hasilnya, mereka tidak akan berpikir sempit ketika menghadapi masalah-masalah yang sedang dialaminya. Serta mempunya potensi dan kecenderungan yang bijak dalam menyikapi kejadian-kejadian sehari-hari disekitarnya. Tapi, bagi orang yang ingin berbuat lebih dan mau berbagi ilmu kepada orang lain, membaca saja tidak cukup. Mereka perlu memiliki keterampilan lagi yaitu keterampilan meresensi buku. Resensi buku merupakan salah satu bentuk penyeleksian sebuah buku, karena dengan meresensi sebuah tulisan kita dapat menguji  buku tersebut  layak untuk dibaca atau tidak bahkan lebih lanjut dengan meresensi sebuah buku kita dapat mengetahui sasaran buku tersebut diperuntukkan untuk siapa. Oleh karena itu penulis menyusun makalan ini untuk mengetahui bagaimana meresensi buku dan apa tujuan serta manfaat resensi buku.
B.     TUJUAN
Kata resensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pertimbangan atau pembicaraan tentang buku, ulasan buku, dan buku – buku yang telah diterbitkan. Ada tiga manfaat resensi berdasarkan dari subyek penggunanya yaitu ;
1.      Manfaaat resensi bagi penulis buku.
2.      Manfaat resensi bagi penerbit
3.      Manfaat resensi bagi pembaca khusus dan umum.
Resensi bagi penulis buku dapat memberikan evaluasi yang dipaparkan secara kritis analisis dari peresensi. Hal ini diharapkan penulis dapat memperbaiki untuk edisi yang akan diterbitkan selanjutnya.
Bagi penerbit manfaat resensi jelas merupakan sarana untuk mengenalkan buku – buku yang diterbitkan kepada calon pembeli. Hal ini dimaksudkan agar pembeli tidak salah memilih buku yang rata – rata dibeli segel atau smpul yang tidak boleh dibuka oleh toko.
Resensi bagi pembaca jelas dapat menambah pengetahuan intisari dari buku yang diresensi. Pembaca yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang keseluruhan isi buku tersebut selanjutnya akan mencari di toko – toko atau situs yang menjual buku – buku itu.
Adapun tujuan penyusunan resensi novel bagi penulis kali ini adalah :
·         Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.
·         Untuk menambah wawasan dan mengasah kemampuan untuk membuat resensi.
·         Untuk melatih diri dalam bekerja dan penulis ingin memberitahukan kepada seluruh masyarakat tentang isi novel ini layak atau tidak untuk dibaca.
C.    SASARAN
Novel ini ditujukan untuk masyarakat luas dari bawah, menengah, dan atas. Khususnya para remaja, para siswa SMA, dan mahasiswa dikarenakan novel Perahu Kertas ini bertemakan tentang kisah cinta dan pasang surut hubungan persahabatan yang kental dengan kehidupan anak muda yang baru beranjak dewasa. Diharapkan setelah membaca novel ini, para pembaca dapat memahami makna yang tersirat dalam novel ini.



BAB II
A.    IDENTITAS BUKU
Judul Buku      : Perahu Kertas
Penulis             : Dewi Lestari (Dee)
Editor:             Hermawan Aksan
Penerbit           : Bentang Pustaka
Cetakan           : I, Agustus 2009
Harga              : Rp 58,650
Tebal               : XII + 444 halaman; 20 cm
ISBN               : 978-979-1227-78-0

 








B.     SINOPSIS BUKU
Cerita yang terdapat pada novel Perahu Kertas dimulai dari kisah seorang Keenan, remaja yang baru saja lulus SMA, yang selama enam tahun tinggal bersama neneknya di Amsterdam. Namun karena perjanjian dengan ayahnya, Keenan terpaksa pulang ke Indonesia dan berkuliah di Bandung, di Fakultas Ekonomi. Sementara Keenan sendiri sangat tidak menginginkannya dan lebih memilih untuk menjadi seorang pelukis dibandingkan seorang businessman. Keenan memiliki bakat melukis yang kuat dari ibunya dan dia tidak mempunyai cita-cita lain selain menjadi pelukis.
Sementara, di sisi lain, ada Kugy, seorang cewek unik yang cenderung banyak kejutan di dalam kehidupannya. Kugy juga akan berkuliah di universitas yang sama dengan Keenan. Tak beda dengan Keenan, Kugy pun mempunyai cita-citanya sendiri, yaitu menjadi juru dongeng. Kugy sangat menggilai dongeng. Tak hanya mengkoleksi buku-buku dongeng dan punya taman bacaan, Kugy juga sangat senang menulis dongeng. Walaupun Kugy yakin menjadi seorang juru dongeng bukanlah profesi yang meyakinkan yang akan diterima dengan mudah oleh khalayak umum. Akan tetapi, Kugy tak ingin lepas begitu saja dari dunia tulis menulis, Kugy lantas meneruskan pendidikannya di Fakultas Sastra.
Kugy dan Keenan dipertemukan lewat pasangan Eko dan Noni. Eko merupakan sepupu Keenan. Sementara Noni merupakan teman Kugy sejak mereka berdua masih kecil. Mereka berempat akhirnya bersahabat karib.
Lambat laun, Kugy dan Keenan saling mengagumi dan tanpa mereka sadari mereka saling jatuh cinta, tanpa pernah ada kesempatan untuk saling mengungkapkan, dikarenakan situasi yang tidak memungkinkan.  Kugy sudah mempunyai pacar bernama Ojos (panggilan yang semena-mena diciptakan oleh Kugy). Sementara Keenan saat itu sedang dicomblangkan oleh Wanda, seorang kurator muda, yang merupakan sepupu Noni.
Persahabatan empat sekawan itu mulai merenggang sejak adanya Wanda. Kugy lantas menjalani kegiatannya yang baru dan sibuk dengan kegiatan itu, yakni menjadi guru relawan di sekolah darurat bernama Sakola Alit. Di sanalah Kugy bertemu dengan Pilik, muridnya yang nakal namun kelihatan cerdas. Pilik dan kawan-kawannya berhasil ditaklukan oleh Kugy dengan cara, ia membuatkan mereka kisah petualangan dengan mereka sebagai tokohnya, yang diberi judul: Jendral Pilik dan Pasukan Alit.  Kugy menuliskan kisah petualangan murid-muridnya itu di sebuah buku tulis, yang kelak diberikan kepada Keenan.
Hubungan Keenan dan Wanda yang semula mulus, akhirnya hancur dalam semalam. Begitu juga dengan impian Keenan yang selama ini ia bangun dan perjuangkan, kandas dengan cara yang mengejutkan bersamaan dengan hancurnya hubungan ia dengan Wanda. Dengan hati hancur, Keenan meninggalkan kehidupannya di Bandung dan keluarganya di Jakarta, lalu pergi ke Ubud dan tinggal bersama Pak Wayan yang merupakan sahabat ibunya.
Hari-hari bersama keluarga Pak Wayan, yang semuanya merupakan seniman-seniman yang cukup disegani di Bali, sedikit demi sedikit mulai mengobati hati Keenan. Sosok yang sangat berpengaruh dalam penyembuhannya yaitu Luhde Laksmi, keponakan Pak Wayan. Keenan pun akhirnya mulai bisa melukis lagi. Berbekal kisah petualangan Jendral Pilik dan Pasukan Alit yang diberikan oleh Kugy, Keenan membuat lukisan-lukisan serial yang menjadi terkenal dan diburu para kolektor.
Kugy, yang kesepian dan kehilangan sahabat-sahabatnya di Bandung, menata ulang hidupnya. Ia cepat-cepat lulus kuliah dan langsung bekerja di sebuah biro iklan di Jakarta sebagai copywriter. Di sana, ia bertemu dengan Remigius Aditya, atasan yang sekaligus sahabat abangnya, Karel. Dengan cara yang tak terduga karier Kugy naik daun dan menjadi orang yang diperhitungkan di kantor itu karena pemikirannya yang ajaib dan serba spontan.
Namun sosok Remigius tidak melihat Kugy dari sisi itu. Remi menyukai Kugy tidak hanya dari ide-idenya, tapi juga semangat dan sisi keunikan Kugy. Dan akhirnya Remi pun harus mengakui bahwa ia jatuh hati kepada Kugy. Sebaliknya, ketulusan Remi meluluhkan hati Kugy dan membuatnya memilih Remi.
Keenan tidak bisa selamanya tinggal di Bali. Kondisi kesehatan ayahnya yang memburuk, memaksanya untuk pulang ke Jakarta dan harus menjalankan perusahaan ayahnya karena tidak mempunyai pilihan lain.
Pertemuan antara Keenan dan Kugy tidak bisa terelakkan. Bahkan empat sekawan ini bertemu lagi dan bercanda seperti masa-masa jayanya dulu. Semuanya dengan kondisi yang berbeda. Dan kembali hati mereka diuji. Kisah cinta dan persahabatan selama lima tahun ini pun berakhir dengan kejutan bagi semuanya. Akhirnya setiap hati hanya bisa memasrahkan dirinya kemana aliran cinta membawanya.
Dari sinopsis di atas, kita bisa menghetahui, bahwa sesungguhnya, kemanapun cinta kita dilabuhkan di suatu tempat yang kita mau, tetapi sejujurnya, hati selalu tahu dimana sepantasnya ia dimuarakan.  Hati tidak perlu memilih siapa yang akan dicintainya, tetapi sebaliknya, hati dipilih oleh cinta itu sendiri. Novel ini diwarnai oleh pergelutan idealisme, tawa, tangis, dan cinta. Semua dikemas rapi oleh Dee sehingga meninggalkan bekas yang mendalam setelah membaca novel ini.
Walaupun banyak latar yang dipakai oleh novel ini, yaitu Belanda, Jakarta, Pantai Ranca Buaya, dan Ubud, tidak sama sekali membuat para pembaca kebingungan saat membacanya dan menjadikan novel ini banyak detail-detail penjelasan latar yang tidak diperlukan. Tetapi sebaliknya, cerita ini mengalir begitu saja bagai perahu kertas yang berlayar tanpa halangan. Meskipun pada bagian bahasa Balinya menggunakan bahasa yang termasuk kasar karena ejekkan tetapi tidak mengurangkan nilai novel Perahu Kertas di hati para pembaca.
C.    UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK
a.)    Unsur Intrinsik
1)     Tema    : Percintaan
2)      Alur     : Maju. Novel Perahu Kertas memiliki alur maju sebab bagian awal novel sampai akhir menceritakan kejadian yang terjadi dari waktu ke waktu, tidak berbalik ke masa lalu.
3)      Bahasa : Bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Jerman, bahasa Sunda dan Bahasa Bali.
4)      Penokohan :
·         Kugy : Seorang gadis periang dan unik, hal itu dapat dilihat di halaman 265 ;
“Iya. Itu unik,” Remi pun manggut-manggut setuju, “tapi saya nggak terlalu kaget. Karel sudah bilang kalau kamu memang unik.” “Dalam kasus saya, kata ‘unik’ itu seringnya merupakan ungkapan halus dari kata ‘aneh’.” Ungakap Kugy tersipu malu.
·         Keenan : Sosok pemuda yang tabah dalam menjalani takdir hidupnya. Dia mempunyai prinsip bahwa mungkin kita harus menjadi sesuatu yang bukan diri kita, untuk akhirnya menjadi sesuatu yang merupakan diri kita sendiri. Hal itu tersirat di halaman 2 saat dirinya harus pulang ke Bandung dari Amsterdam ;
“Keenan tersenyum tipis, urung membereskan buku-buku tadi. Hatinya terusik. Oma mengatakan itu seolah-olah ia tak akan pernah kembali ke rumah ini. Keenan tahu saat ini akan hadir tak terelakkan. Hanya keajaiban yang bisa membatalkannya kembali ke Indonesia. Bertahun-tahun, Keenan berharap dan berdoa keajaiban itu akan datang. Keajaiban tak datang-datang..
·         Remi : Dalam novel ini, Remi digambarkan sebagai sosok the most wanted eligible bachelor, namun dari sekian wanita yang menginginkannya Remi memilih Kugy dengan tulus untuk menjadi pacarnya. Dapat disimpulkan dalam bacaan di halaman 308 ;
“Kamu ...,” suara itu bergetar, “… kamu adalah alasan baru saya ke kantor setiap hari. Kamu bikin saya semangat ... bikin saya ketawa ... bikin saya kepingin melakukan banyak hal ... bikin saya nyaman ...,” Remi berhenti sejenak, menenangkan jantungnya yang juga berdebar tak keruan, “kamu ... bukan cuma bikin saya kagum, tapi juga jatuh cinta.” (ungkapan Remi kepada Kugy)
·         Luh De : Luh De adalah keponakan dari Pak Wayang yang diceritakan sebagai seorang gadis yang pemalu dan cenderung pendiam tetapi dewasa. Hal ini tergambarkan di halaman 430 ;
“Saya belajar dari kisah hidup seseorang. Hati tidak pernah memilih. Hati dipilih. Jadi, kalau Keenan bilang, Keenan telah memilih saya, selamanya Keenan tidak akan pernah tulus mencintai saya. Karena hati tidak perlu memilih. Ia selalu tahu ke mana harus berlabuh,” Luhde menggenggam tangan Keenan sejenak, “yang Keenan cari bukan di sini.”
5)      Susunan Penyajian
Novel Dee kali ini, Perahu Kertas, berbeda dari novel-novel Dee yang lain. Novel Perahu Kertas lebih mudah dibaca dikarenakan kata-katanya yang ringan dan tidak terlalu berat. Tidak seperti novel Dee yang lain, yaitu Supernova, yang mempunyai kata-kata yang berat dan banyak terdapat istilah-istilah sains di dalamnya. Tetapi, Perahu Kertas juga merupakan novel yang berat jika dibandingkan dengan novel chicklit atau teenlit dikarenakan panjangnya cerita.
6)    Gaya Bahasa
Dee tidak banyak menggunakan bahasa yang asing bagi para pembaca awam pun tidak akan kesulitan mencerna arti dari kata – kata yang dipakai dalam penulisan novel. Terdapat bahasa asing dalam novel antara lain, bahasa Belanda dan bahasa Inggris, selain itu juga terdapat beberapa kalimat yang menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa Bali dan bahasa Sunda.
b.)   Unsur Ekstrinsik
Biografi Pengarang


Nama asli : Dewi Lestari Simangunsong
Tanggal lahir : 20 Januari 1976
Lahir di : Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Zodiac : Capricorn
Terkenal sejak menjadi anggota trio vokal "Rida Sita Dewi" (1994)
Kewarganegaraan :
Indonesia
Suami :
Marcell Siahaan (12-Sep-2003 - 2008), Reza Gunawan (sejak 11-Nop-2008)


Anak-anak : Keenan Avalokita Kirana (5-Agt-2004), Atisha Prajna Tiara (23-Oktober-2009)

Bukan hanya terkenal sebagai penulis, Dewi Lestari juga terkenal dalam bidang menyanyi. Walau kini Dewi Lestari lebih memfokuskan diri sebagai penulis. Eksistensinya dalam menulis tidak perlu diragukan lagi. Terbukti pada Juli 2011 lalu, penulis yang terkenal dengan lagunya “Malaikat Juga Tahu” kembali meluncurkan karyanya yaitu kumpulan cerita “Madre” yang terdiri atas 13 cerita karya fiksi.
Hal yang patut kita teladani dari Dewi Lestari adalah kita dapat menggapai dua mimpi bahkan lebih, asalkan kita bersungguh – sungguh dalam mewujudkan mimpi tersebut. Seperti Dewi Lestari yang tidak hanya berprofesi sebagai penulis namun juga mampu berkiprah sebagai penyanyi. Menjalani hidup jangan cuma menggapai satu mimpi saja. Selagi bisa, tidak ada salahnya untuk mencoba mewujudkan mimpi – mimpi yang lain.
D.    RESENSI BUKU
7)    Hal – hal yang menarik dari novel
·         Novel ini dikemas dalam sebuah cerita yang sangat menarik bagi pembaca terutama para remaja, karena menggunakan bahasa pergaulan sehari-hari juga bercerita tentang cinta dan persahabatan serta cita-cita.
·         Memuat berbagai pengalaman dan motivasi hidup tentang perjuangan, semangat menggapai cita-cita dan kesetia kawanan. 
·         Novel ini diwarnai oleh pergelutan idealisme, tawa, tangis, dan cinta. Semua dikemas rapi oleh Dee sehingga meninggalkan bekas yang mendalam setelah membaca novel ini. 
·         Novel ini membuat pembacanya terbangkitkan semangatnya dalam menjalani hidup dan meraih cita-citanya. 
8)    Kelemahan Novel
Novel ini sangat mengesankan dan menarik menurut penulis sehingga sulit mencari kelemahannya.
·         Ceritanya terlalu banyak setting tempatnya (Belanda, Jakarta, Bandung, Kuta, Ubud) sehingga pembaca menjadi bingung dalam memahami.
·         Pada bagian bahasa Balinya menggunakan bahasa yang termasuk kasar karena ejekkan.
·         Dibeberapa cerita kurang menarik sehingga timbul kebosanan pembaca dalam mendalami novel.
·         Kurang menantang dalam hal percintaannya.
Selebihnya novel ini sangat menarik.
Di tengah melimpahnya genre novel-novel populer remaja bertema cinta di pasar perbukuan, novel ini dapat dikatakan sebagai sebuah terobosan baru untuk berbagi kisah yang memikat dan inspiratif yang sarat nilai-nilai renungan mendalam, jauh dari dangkal. Tak hanya soal cinta, tapi juga renungan soal relasi etis antarmanusia.
Sekilas novel Perahu Kertas tampak standar dan biasa-biasa saja karena bertemakan tentang cinta.  Tetapi seolah-olah novel Perahu Kertas membuka sebuah cakrawala baru. Cerita tentang cinta namun banyak unsur lain yang mendukung dan kuat dalam novel ini yang membuat novel ini begitu inspiratif dan edukatif, seperti tentang mimpi, persahabatan, dan kekeluargaan. Penggambaran tokoh, latar, dan alur yang begitu kreatif dan jelas membuat para pembaca novel Perahu Kertas tidak segan-segan untuk bermain dengan dunia imajinasinya dan membayangkan secara nyata apa yang terjadi dalam ceritanya.
Salah satu kelebihan novel ini adalah efek adiktif yang dimilikinya. Dee sendiri menjelaskan bahwa novel ini memang mencoba mengambil semangat komik dan cerita bersambung, yang pada dasarnya berupaya menjaga rasa penasaran pembaca. Membaca Perahu Kertas, pembaca seperti akan dilayarkan ke suatu kisah yang cukup menguras emosi dan cukup bernuansa eksistensial.
Cerita dari perahu kertas ini mampu membuat pembaca tersenyum, menangis, kesal dengan semua konflik yang terjadi didalamnya. Cerita didalamnya merasa demikian mengalir. Buat yang hoby baca novel romantis, buku ini harus dibaca. Cinta yang sangat rumit dan detil buat kita terhanyut dan layaknya rasakan bagaimana perasaan pada Kugy dan Keenan. Tak hanya itu endingnya cukup buat kita tersenyum.


BAB III
Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa didapatkan oleh para pembaca novel Perahu Kertas sendiri tak lebih dan tak bukan adalah pujian-pujian yang mampu membangkitkan semangat untuk membaca novel ini sendiri. Novel ini begitu edukatif dikarenakan kita bisa banyak belajar dari novel ini. Mulai dari bagaimana kita harus tetap semangat dalam meraih mimpi-mimpi kita.  Dan ada satu kutipan kata yang begitu mengena dalam novel ini, “Kita harus menjadi sesuatu yang bukan diri kita, untuk akhirnya menjadi sesuatu yang merupakan diri kita sendiri”.Terkadang tidak semua mimpi kita bisa kita raih begitu saja. Banyak pengorbanan yang harus dilakukan dan salah satunya adalah menjadi apa yang bukan diri kita inginkan, seperti halnya Kugy. Untuk menjadi seorang juru dongeng tidak semudah membalikan telapak tangan. Kugy berpikir, dia harus mempunyai profesi yang layak dan menghasilkan gaji yang cukup untuk memenuhi kehidupannya. Baru setelah itu, dia mempunyai profesi sampingan berupa juru dongeng.
Dari novel ini kita juga belajar arti dari sebuah perjuangan dalam meraih cita-cita dan impian yang kita damba-dambakan. Jadi, untuk seseorang yang sedang putus asa dan kehilangan semangatnya, novel ini layak dikonsumsi untuk membangkitkan semangat dan menambah inspirasi. Dibumbui kisah cinta yang begitu membuat emosi melonjak-lonjak, novel Perahu Kertas sangat membantu kita untuk belajar lebih lanjut apa arti dari cinta itu sendiri. Seperti perahu kertas yang dihanyutkan di parit, di empang,  di kali, di sungai, tapi selalu bermuara di tempat yang sama. Meski pahit, sakit, dan meragu, tapi hati sesungguhnya selalu tahu.
Pesan dan Saran
Setelah penulis meresensi novel “Perahu Kertas”, penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam meningkatkan kegemaran membaca. Penulis berpesan seharusnya kita dapat menumbuhkan kegemaran membaca sejak dini, bukan hanya buku pelajaran saja yang dapat dipelajari, namun novel pun dapat kita pelajari karena terdapat banyak amanat dan pesan moral yang dapat kita lihat dalam kehidupan sehari – hari


Tentang Penulis
Alit Wahyuningsih, putri dari pasangan bapak Pande Ketut Ginastha dan ibu Ni Nyoman Manik Rominta. Ia lahir di Ende pada tanggal 27 November 1997. Dia merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Dikalangan teman – temannya ia dikenal sebagai pribadi yang murah senyum dan pandai bergaul.
Wahyu, sapaan akrabnya, telah menamatkan pendidikan di SD N 2 Kawan. Disaat menempuh pendidikan di sekolah dasar, ia sempat memperoleh Juara 1 Lomba Siswa Teladan tingkat Kecamatan Bangli dan sekarang ia duduk di bangku kelas sembilan SMP N 1 Bangli. Kini ia sedang mempersiapkan diri untuk berjuang di Ujian Nasional 2013.
Remaja yang mengidolakan John Lukas Vasely dan Mario Teguh ini memiliki hobi mendengarkan lagu dan “berselancar” di dunia maya. Wahyu bercita – cita ingin menjadi duta besar Indonesia suatu hari nanti. Berpegang teguh dengan prinsipnya, “Biarlah dunia menganggap IMPIAN-ku merupakan suatu hal yang kecil. Tapi akan aku buktikan bahwa dunia akan lebih kecil dari KEBERHASILAN-ku” yakin bahwa ia bisa menggapai cita – citanya kelak.





 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates